Faisal Basri: Koruptor Raup Sumber Daya Untuk Perkokoh Cengkeraman Politik

13 Februari 2021, 19:13 WIB
EKONOM Faisal Basri . /AMIR FAISOL/PR/.*/Dok. PR

 

JURNAL GAYA - Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan praktik korupsi yang terjadi di Tanah Air akan mengganggu rencana pembangunan jangka panjang.

"Praktik korupsi tidak akan membuat pembangunan menjadi sehat, berkualitas dan berkelanjutan," katanya dalam diskusi daring dengan tema "Turunnya Indeks Persepsi Korupsi (CPI): Tantangan Investasi dan Ekonomi Indonesia" melalui keterangan tertulis, Sabtu 13 Februari 2021.

Disebutkan akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) ini, para koruptor hanya menginginkan atau meraup sumber daya sebanyak mungkin dalam waktu cepat guna memperkokoh cengkeraman politik.

Hal tersebut sekaligus untuk memperbesar kekuatan logistik.

"Merekalah yang akan terus berjaya di panggung politik," katanya.

Baca Juga: Wapres RI Ma'ruf Amin: Kalau Banjir Berulang, Artinya Kita Itu Tak Cerdas

Transparency International (TI) pekan lalu meluncurkan indeks persepsi korupsi yang menempatkan skor Indonesia pada 2020 turun tiga poin dari 40/100 di 2019 menjadi 37/100 di 2020.

Perolehan tersebut sekaligus menempatkan Indonesia pada peringkat 102 dari 180 negara yang disurvei di seluruh dunia.

Padahal, capaian 2019 merupakan skor tertinggi Indonesia setelah sebelumnya kinerja Indonesia terus menanjak. Meskipun demikian, kondisi tersebut sejatinya telah diprediksi oleh berbagai pihak.

Anjloknya kinerja indeks persepsi korupsi ini dianggap dapat memengaruhi kepercayaan publik terhadap kondisi pemberantasan korupsi "good governance" serta kondisi investasi dan ekonomi di Tanah Air.

Baca Juga: Sebut Pelaporan GAR ITB Tak Ditindaklanjuti, Mahfud MD: Saya Sering Berdiskusi dengan Dia di Rumah JK

Senada dengan Faisal Basri, dosen FEB dari Universitas Gadjah Mada (UGM) M.A, Rimawan Pradiptyo mengatakan ada kesamaan antara dampak pandemi dan praktik korupsi.

Ia berpendapat korupsi dan pandemi menciptakan kesenjangan multidimensi serta berdampak negatif terhadap keadilan di dalam generasi dan keadilan antargenerasi.

"Untuk itu, negara harus kembali ke amanah proklamasi dan kembali ke rel reformasi. Itu strategi adaptasi yang dibutuhkan Indonesia saat ini," ujarnya.

Baca Juga: Tampar Mantan Wakil Presiden RI, Pihak Istana Kepresidenan: Masyarakat Perlu Mempelajari Secara Seksama

Merujuk pada laporan Global Competitiveness Index yang disusun oleh Word Economic Forum pada 2017, korupsi adalah hambatan utama dalam melakukan bisnis di Indonesia.

Oleh sebab itu, penurunan CPI kemungkinan besar akan memengaruhi perkembangan investasi dan ekonomi Indonesia.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler