Joe Biden Ingin Hentikan Perang di Yaman, Amerika Serikat Stop Pasok Senjata ke Arab Saudi

- 5 Februari 2021, 22:33 WIB
Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif tentang reformasi imigrasi di dalam Kantor Oval di Gedung Putih di Washington, AS, 2 Februari 2021.
Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif tentang reformasi imigrasi di dalam Kantor Oval di Gedung Putih di Washington, AS, 2 Februari 2021. /Foto: REUTERS/Tom Brenner/

Seiring hal itu, Arab Saudi menyambut baik pernyataan Biden, terutama komitmennya terhadap pertahanan negara dan mengatasi ancaman yang mengintainya.

Koalisi Militer yang dipimpin Arab Saudi menyerbu Yaman pada 2015.

Agresi tersebut dilakukan sebagai langkah memerangi pemberontak Houthi yang disebut dibantu oleh Iran.

Terkait hal itu Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan akhir dukungan AS untuk operasi koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman tidak mencakup upaya untuk memerangi kelompok teroris Al-Qaeda.

Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric merespon positif langkah AS.

Baca Juga: Hoax Jakarta 'Lockdown' di Akhir Pekan, Gubernur Jakarta Membantahnya

"Setiap langkah yang mengurangi jumlah senjata, kegiatan militer, akan disambut dan akan memberikan lebih banyak ruang, lebih banyak harapan, tak sekedar untuk pembicaraan tetapi, yang lebih penting, memberikan banyak harapan bagi rakyat Yaman," ujarnya.

Kemudian juga Kementerian Luar Negeri AS meninjau ulang keputusan memasukkan kelompok Houthi sebagai organisasi teroris, yang dilakukan di masa pemerintahan Presiden Donald Trump.

PBB dan lembaga terkait mendesak agar penunjukan itu dibatalkan, mengingat hal tersebut justru memperparah kondisi kelaparan di Yaman.***

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x