SBY Curhat Ada Sejumlah Sahabat yang Sangat Melukainya

- 19 Maret 2021, 05:42 WIB
SBY dan AHY.
SBY dan AHY. /Twitter.com/@TeddyGusnaidi

 

 

JURNAL GAYA – Kisruh Partai Demokrat yang berujung munculnya dua kubu yakni Kubu AHY dan juga Kubu KLB Moeldoko membuat mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono gundah gulana. Bahkan di akun Facebooknya, SBY pun mengungkapkan curahan hatinya mengenai situasi terkini Partai Demokrat.

Dengan Judul ‘KEBENARAN & KEADILAN DATANGNYA SERING LAMBAT, TAPI PASTI’, SBY bercerita mengenai kondisi Cikeas yang seperti kota mati dan mencekam. “Malam itu Cikeas bagai kota mati. Atau seperti dusun kecil yang terbentang di kaki bukit yang sunyi. Suasana sungguh mencekam, hening dan sepi,” buka SBY mengawali tulisnnya yang dipostingnya, Kamis 18 Maret 2021.

Baca Juga: DPD Partai Demokrat Sumut Ancam Kubu KLB Deli Serdang Denda Rp2 Miliar

Kesendirian SBY sejak ditinggal istri tercintanya Ani Yudhoyono membuatnya merasa kesepian. “Ketika kubuka jendela di dekat sajadah mendiang istriku, yang sedikit lusuh namun menyimpan kenangan yang teramat dalam, yang kini menjadi teman setiaku ketika aku bersujud ke pangkuan Illahi, di kejauhan kupandangi langit yang pekat kehitaman,” tulisnya.

Hampir setiap malam SBY pun mengaku kesulitan tidur. “Kututup kembali jendela tua di kamarku, dan aku mencoba untuk merebahkan diriku di ranjang, mengingat jam dinding telah menunjukkan angka dua belas. Namun, entah mengapa, sulit sekali memejamkan kedua mataku. Hatiku terjaga, pikiranku mengembara,” ungkapnya.

Tiba-tiba terlintas sebuah renungan dari masalah yang tengah dihadapinya. “Dalam kekuatan iman yang kumiliki, aku bertanya kepada Sang Pencipta, juga mengadu, mengapa cobaan ini mesti datang seperti ini. Perbuatan dan perlakuan sejumlah "sahabat" yang sangat melukaiku. Juga melukai orang-orang yang setia, yang mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik, yang selama 20 tahun aku juga ikut bersamanya,” paparnya.

Baca Juga: Terungkap, Inisiator KLB Deli Serdang Siapkan Moeldoko Untuk Bertempur dengan SBY

SBY pun mengomentari masa kini yang banyak berseliweran berita bohong an tipu daya bahkan hingga pembunuhan karakter. "Era kini, adalah era politik pasca kebenaran. Artinya, politik tanpa disertai kebenaran. Banyak fitnah, pembunuhan karakter, berita bohong serta muslihat dan tipu daya. Banyak yang berduka dan menjadi korban,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Yugi Prasetyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x