PSBB Total Jakarta, Para Menteri Jokowi Protes Kebijakan Anies Baswedan yang Ngerem Mendadak

- 10 September 2020, 12:34 WIB
Ilustasi // Siap-Siap Jakarta Kembali PSBB Total.
Ilustasi // Siap-Siap Jakarta Kembali PSBB Total. /PIXABAY/Ssopian88


JURNALGAYA - Sejumlah menteri Jokowi memprotes keras keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lagi pada 14 September 2020. Mereka khawatir itu berdampak pada perekonomian yang saat ini trennya sedang membaik usai terpukul pada PSBB Maret 2020.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengaku khawatir dengan pengumuman Anies tersebut.

Ia bilang beberapa bulan terakhir, tren kinerja industri sudah relatif membaik. PMI manufaktur sudah kembali menyentuh angka 50,8 alias di atas ambang batas minimum 50 pada Agustus 2020 lalu.

“DKI kembali akan menerapkan PSBB ketat. Ini tentu sedikit banyak akan kembali memengaruhi kinerja industri manufaktur yang ada di RI, apalagi kalau diikuti provinsi lain yang kembali menerapkan PSBB ketat. Kami melihat industri yang sudah menggeliat ini, kami khawatir mendapat tekanan,” ucap Agus dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Kadin, Kamis 10 September 2020.

Baca Juga: Merasa Haknya Dirampas, Jerinx SID Walk Out di Sidang Perdana IDI Kacung WHO

Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar juga mengkhawatirkan keadaan serupa. Mahendra mengatakan perlu ada pengecualian bagi sektor industri yang bisa menjalankan protokol kesehatan.

Ia menilai Kadin bisa menciptakan standar yang bisa diikuti tiap industri dan hal ini perlu didorong untuk diakomodir oleh Pemprov DKI Jakarta.

“Saya khawatir kalau dipukul rata seperti ini, tidak realistis kita berpandangan pandemi akan selesai. Dalam jangka pendek maka tidak ada yang tahan,” ucap Mahendra dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Kadin, Kamis 10 September 2020.

Baca Juga: Tunggak Gaji Karyawan Sejak Mei 2019, Begini Penjelasan Dirut PT INTI

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto juga mewanti-wanti dampak PSBB ini. Ia bilang jika PSBB diberlakukan, ada risiko jalur distribusi terganggu.

Menurutnya, kelancaran jalur distribusi diperlukan kelancaran jalur-jalur distribusi termasuk logistik supaya usaha dan perekonomian tetap berjalan.

“Karena PDB kita 50 persen konsumsi. Kalau distribusi ini tidak lancar akan mengganggu PDB RI,” ucap Agus.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti pasar keuangan. Kamis 10 September 2020 pagi ini, ia bilang pengumuman PSBB ketat jilid II telah menimbulkan ketidakpastian pada pasar saham terutama IHSG.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap III Besok Cair ke Jutaan Penerima

Gara-gara pengumuman itu, IHSG kini berada di bawah 5.000 lagi seperti awal pandemi.

“Kita harus lihat gas dan rem ini. Kalau direm mendadak kita harus menjaga kepercayaan publik karena ekonomi ini tidak semua faktor fundamental tapi ada sentimen,” ucap Airlangga pada acara yang sama.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menarik rem darurat penanganan COVID-19 dengan kembali menerapkan PSBB di DKI Jakarta, terkait kegawatan penyebaran Corona di DKI Jakarta, Rabu 9 September 2020.

Baca Juga: Donald Trump Tak Terpilih Jadi Presiden AS, Keponakan Osama Bin Laden: Peristiwa 911 Bakal Terulang

Anies mengatakan, penarikan tersebut berdasarkan data angka kematian, keterpakaian tempat tidur isolasi dan ICU COVID-19. PSBB mulai diberlakukan pada Senin, 14 September 2020 dengan meniadakan kegiatan perkantoran.

Anies mengatakan, peningkatan kasus di DKI Jakarta naik secara signifikan. Ia mengatakan, Pemprov DKI Jakarta memprediksi kamar isolasi penanganan COVID di Jakarta akan penuh 17 September 2020.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah