Startup Indonesia Atmos FC-19 Kalahkan Wakil Belanda, India, dan Thailand dalam Hack4Resilience

- 28 September 2020, 07:04 WIB
Pitching & Awarding Hack4Rilience, Minggu, 27 September 2020.*
Pitching & Awarding Hack4Rilience, Minggu, 27 September 2020.* /Dok. Hack4Rilience

Ketahanan Pangan Jadi Lokomotif di Masa Pandemi

Wakil Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Jawa Barat Ipong Witono mengapresiasi inovasi-inovasi yang dipaparkan dalam agenda daring Pitching & Awarding Hack4Rilience. Salah satunya berkenaan masalah ketahanan pangan yang disinggung dalam inovasi platform WaktuTani.

Menurutnya, salah satu permasalahan ketahanan pangan dari dulu hingga sekarang adalah masalah big data pertanian. Big data, sebagai wadah penghimpun informasi, yang ditawarkan dalam inovasi-inovasi para peserta Hack4Resilience dapat sangat terpakai untuk urusan ketahanan pangan. Apalagi saat ini pandemi mengharuskan negara menyimpan cadangan pangan.

"Masalah cadangan pangan kaitannya dengan ketahanan pangan. Jadi sangat perlu big data," ujarnya.

Baca Juga: Cukup Bayar 75 %, Daop 2 Punya 3 Promo Tiket Perjalanan KA Jarak Jauh. 

Ketua Pokja UMKM Jawa Barat Jodi Janitra menambahkan, pihaknya ikut mendorong ketahanan pangan di masa pandemi ini. Dari data yang dirilis Pemerintah Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu, pertanian menjadi sektor yang terdampak paling sedikit oleh pandemi daripadi sektor lain, yakni hanya mengalami penurunan pendapatan sekitar 0,9%.

Menurutnya, dengan hadirnya inovasi dari perlombaan Hack4Resilience, membuka peluang sektor pertanian di Jawa Barat lebih kuat. Terlebih dengan lahirnya solusi-solusi dari masalah pertanian seperti ketidakmerataan pasokan di pasar sehingga harga-harganya tidak stabil.

"Atmos FC-19, dia punya WaktuTani untuk mempermudah dan meminimalisir risiko gagal panen. Dari mulai masalah hama yang menyerang, jenis tanahnya, dan cuaca. Jadi risiko gagal panen itu bisa ditekan," katanya.

Baca Juga: Sertifikat ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan Jadi Kado HUT KAI ke 75

Sektor pertanian, kata Jodi, harus dijadikan lokomotif menghadapi pandemi Covid-19. Selama pandemi masih berlangsung, dan sektor lain belum bisa pulih secara utuh, UMKM di sektor ini bisa bergeliat untuk pemulihan perekonomian masyarakat.

"Jadi sepertinya ke depan selama kondisinya seperti ini, sektor ketahanan pangan cocok jadi lokomotif," katanya.

Halaman:

Editor: Nadisha El Malika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x