Siti Soendari, Perempuan Indonesia yang Suarakan Nasib Perempuan di Belanda dengan Bahasa Melayu

- 27 Oktober 2020, 12:36 WIB
/museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id

Sudah tentu saja bangsa perempuan juga harus mempelajari pekerjaan perempuan seperti menjahit, masak-masak, membatik, dll.

Baca Juga: Hari Pertama Operasi Zebra 2020, Tilang Didominasi Pengendara Motor, Ini Pelanggarannya

“…HAL PENGAJARAN PEREMPUAN SEDAPAT-DAPAT SAMA TINGGINYA SAMA BAIKNYA DENGAN PELAJARAN UNTUK BANGSA LAKI-LAKI…”

Hal bahasanya itu menurut pikiran saya yang paling perlu ialah bahasanya sendiri, yaitu bahasa Jawa. Juga kita harus pandai bahasa Melayu, sebab itu di tanah Hindia ialah bahasa umum. Lain dari itu guna bangsa perempuan, yang hendak meneruskan pelajarannya, juga perlu belajar bahasa Belanda. Selama sekolah-sekolah yang tinggi masih memakai bahasa Belanda, maka mereka itu harus pandai bahasa Belanda juga.

“…JUGA KITA HARUS PANDAI BAHASA MELAYU, SEBAB ITU DI TANAH HINDIA IALAH BAHASA UMUM…”

Hal sekolah berasrama menurut pedapatan saya perlu sekali bagi segala sekolah, yang lebih tinggi, seperti sekolah guru; dokter, dukun beranak, dll.

Baca Juga: Badai Topan Molove Hantam Filipina, 13 Orang Hilang, Puluhan Ribu Pengungsi Minta Tolong

Perlu sebab tentu sekolah-sekolah itu tidak akan terdapat di masing-masing tempat. Jika tidak ada sekolah berasrama barangkali anak-anak itu tidak suka datang. Dalam sekolah berasrama itu harus diadakan penghidupan seperti penghidupan umum bangsa Jawa. Artinya jangan sekali anak-anak perempuan itu jadi beradat lain, jaitu hilang kebangsaannya.

Maka, dari itu harus sekolah berasrama itu dikepalai oleh perempuan bangsa Jawa yang terpelajar dan yang berbudi. Jikalau belum didapatnya perempuan yang semacam itu, boleh juga dikepalai oleh perempuan bangsa Eropa yang terpelajar dan berbudi juga.

Tetapi masih perlu juga diadakan pembantu bangsa Jawa, perempuan yang beristiadat dan yang baik kelakuannya. Jangan sekali anak-anak dalam sekolah berasrama itu di belakang hari membuang adat Jawa dan suka memakai adat lain yaitu adat Belanda.

Halaman:

Editor: Firmansyah

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah