Akibatnya, 13 desa terkubur, 23 desa yang dilalui awan panas rusak, dan menewaskan 1.369 penduduk.
Kemudian diera Tahun 2010 menjadi letusan besar terbaru yang memiliki kekuatan yang hampir sama seperti tahun 1872 yang memakan korban nyawa sejumlah 273 orang.
Baca Juga: Potensi Erupsi Eksplosif Merapi Bisa Semburkan Awan Panas Hingga 5 Kilometer
Letusan pada tahun 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan “tipe Merapi” karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang terdengar hingga jarak 20 km – 30 km.
Pascaerupsi pada 2010, Gunung Merapi kembali mengalami erupsi magmatis pada 11 Agustus 2018, yang berlangsung hingga September 2019.
Gunung Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru, yang ditandai dengan peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan Juni 2020.
Baca Juga: 1.558 Orang Mengungsi Gara-gara Letusan Erupsi Gunung Merapi
Setelah letusan ekspolosif pada Juni lalu, kegempaan internal mulai mengalami peningkatan. Kemudian terjadi pemendekan jarak baseline EDM sektor Barat Laut Babadan-RB1 sebesar 4 cm.
Setelah itu, pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020.