Pencopotan Kapolda Metro, Diduga Kuat Manuver Persaingan Calon Kapolri, IPW: Polri Bersikap Mendua

- 17 November 2020, 04:54 WIB
Kadiv Humas Polri IJP Raden Prabowo Argo Yuwono mengumumkan pencopotan jabatan Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar, Senin 16 November 2020.
Kadiv Humas Polri IJP Raden Prabowo Argo Yuwono mengumumkan pencopotan jabatan Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar, Senin 16 November 2020. /Tangkap layar You Tube.Com

JURNAL GAYA - Buntut pencopotan Kapolda Metro Jawa Irjen Pol Nana Sudjana bukan semata-mata karena kasus pelanggaran protokol kesehatan kedatangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia beberapa waktu lalu.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menduga pencopotan tersebut karena dilatar belakangi persaingan calon Kapolri. Kapolri Jenderal Idham Azis awal tahun 2021 memasuki masa pensiun.

"Pencopotan Kapolda metro bagian dari manuver persaingan dalam bursa calon Kapolri dimana Kapolda metro sebagai salah satu calon kuat dari gang Solo," ujar Neta seperti dikutip Jurnal Gaya dari rri.co.id Selasa 17 November 2020.

Baca Juga: Selain Anies dan Habib Rizieq, Polisi Panggil Beberapa Orang Ini Terkait Pernikahan Najwa Shihab

Sehingga, menurutnya, kecerobohan Kapolda Metro yang membiarkan kerumunan massa dalam kasus Habib Rizieq menjadikan alat untuk melengserkan Nana.

“Sehingga kecerobohan itu dimanfaatkan sebagai manuver dalam persaingan bursa calon Kapolri," kata Neta.

Sementara, lanjut Neta, dalam kasus pencopotan Kapolda Jabar, yang bersangkutan diikutsertakan karena dianggap membiarkan kerumunan massa dalam acara habib Rizieq di Jawa barat.

Baca Juga: Pernikahan Putri Habib Rizieq Diduga Langgar Prokes, Anies Dipanggil Bareskrim Polri Hari Ini

"Memang sejak berkembangnya pandemi Covid 19, polri sudah bersikap mendua dalam menjaga protokol kesehatan," katanya.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x