Menkes Budi Ingin Indonesia Ubah Status Pandemi Jadi Endemi, Berikut Ini 4 Catatan Penting WHO tentang Hal Itu

- 3 Maret 2022, 14:28 WIB
  Ilustrasi pandemi covid-19. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung mengklaim kota Bandung sudah penuhi syarat untuk turunkan status pandemi ke endemi Covid-19.
Ilustrasi pandemi covid-19. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung mengklaim kota Bandung sudah penuhi syarat untuk turunkan status pandemi ke endemi Covid-19. /PEXELS/cottonbro

China, negara terpadat di dunia, berada dalam kategorinya sendiri, China telah menerapkan strategi nol-Covid-19, menggunakan strategi lockdown ketat dan karantina ekstensif untuk memadamkan wabah. 

Jadi infeksi sedikit, tetapi kekebalan alami juga sedikit. Sementara 87% dari populasi divaksinasi sepenuhnya, tidak jelas seberapa efektif suntikan China.

Baca Juga: Indra Kenz Sudah Dibui, 10 Nama Besar Affiliator Binary Ini Akan Diburu, Doni Salmanan Ikut Terseret?

  1. Varian Omicron dapat mendukung Status Endemi

Referensi data menunjukkan bahwa gejala varian Omicron kurang ganas daripada varian sebelumnya, yang berarti lebih kecil kemungkinannya menyebabkan rawat inap dan kematian. 

Karena Omicron juga lebih mudah menular, ini menciptakan lonjakan infeksi.

Tetapi Omicron yang lebih cepat menular juga bisa berarti dapat mempercepat transisi ke tahap endemi dengan mengungguli varian delta yang lebih berbahaya. 

Ini karena mendapatkan imunitas alami setelah tertular Omicron.

Omicron menjadi dominan di seluruh dunia pada pertengahan 2021, dan kasus Omicron menurun pada Januari 2022.

Namun, ada peringatan penting. Belum jelas apakah Omicron menyebar begitu cepat karena secara inheren lebih fit daripada Delta. 

Atau kekebalan telah dimiliki beberapa orang yang sudah vaksinasi atau pun telah terinfeksi sebelumnya.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Seputar Tangsel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah