Halusinasi dan Delusi: Kebanyakan Orang Tertukar dalam Penggunaan Istilah Masalah Kejiwaan Ini

- 6 September 2020, 08:05 WIB
ILUSTRASI masalah  kejiwaan.*
ILUSTRASI masalah kejiwaan.* /Pixabay/Geralt/


JURNALGAYA - Kebanyak orang sulit membedakan antara delusi dengan halusinasi. Dua masalah kejiwaan itu sering dianggap sama dan bahkan tertukar dalam penggunaan istilahnya.

Pada faktanya, kedua masalah kesehatan ini sesungguhnya berbeda. Kesamaannya adalah menyebabkan kesulitan dalam diri seseorang mengenali mana hal yang tak nyata serta mana yang nyata.

Istilah halusinasi atau pada saat ini kerap disingkat banyak orang dengan istilah halu sebenarnya terbalik penggunannya. Pada berbagai kata yang menggunakan istilah tersebut, sesungguhnya istilah yang harus digunakan adalah delusional.

Baca Juga: Berkat Gol Penalti Sterling, Islandia Kalah Tipis dari Inggris pada Laga UEFA Nations League 2020/21

Dilansir dari Brighquest, baik halusinasi dan delusi biasanya muncul karena penyakit mental yang sama seperti schizophrenia atau gangguan bipolar. Kedua masalah ini menyebabkan distorsi pada kenyataan serta keduanya dapat muncul bahkan tanpa adanya penyakit mental lain.

Perbedaan yang muncul dari kedua hal ini adalah bahwa halusinasi merupakan hal yang dirasakan namun tak nyata. Sedangkan delusi adalah kepercayaan seseorang terhadap hal yang tak nyata atau benar.

Halusinasi merupakan segala hal yang bisa dirasa, didengar, dilihat, atau dicium walaupun tak nyata. Orang yang mengalami halusinasi mungkin memercayai bahwa suatu hal itu nyata dan segala yang dilihat, didengar, dan dirasa sangat nyata.

Baca Juga: Kualifikasi F1 GP Italia 2020: Lewis Hamilton Jadi Pemimpin Start

Pada delusi, yang terjadi sedikit berbeda. Walau melibatkan pengalaman merasakan sesuatu hal sebagai kenyataan, namun pada nyatanya tidak. Delusi merupakan pikiran yang berpandangan bahwa sesuatu hal yang sebenarnya salah namun dianggapnya benar.

Delusi bukan merupakan pikiran terhadap suatu hal dianggap keliru karena kecedasan, pendidikan, budaya, agama, atau faktor serupa lainnya dari seseorang. Hal ini dianggap salah karena kondisi abnormal yang terjadi pada pikiran seseorang. Seseorang bakal sangat memercayai delusinya walau sudah ditunjukkan bukti bahwa hal tersebut salah.

Baca Juga: Sepakat Berdamai, China Berikan Syarat kepada India

Halusinasi bisa disebut sebagai kejadian yang muncul dan berhubungan dengan indera. Pada orang berbeda, walau dengan kondisi sama, halusinasi yang muncul ini bisa berbeda-beda. Berikut beberapa halusinasi yang umum terjadi:

- Perasaan merayap di kulit

- Mendengar suara yang sesungguhnya tak ada seperti pintu ditutup atau langkah kaki

- Mendengar suara perintah seseorang dari untuk melakukan sesuatu

- Melihat cahaya dengan pola tertentu

- Muncul perasaan melayang keluar dari tubuh

- Mencium bau tertentu tanpa penyebab khusus

Munculnya kepercayaan tentang suatu hal yang salah bisa dianggap sebagai delusi. Terdapat sejumlah tipe umum dan kategori dari delusi yang terjadi ini. Sebagian besar dipicu oleh terjadinya penyakit mental atau masalah kejiwaan.

- Persecutory

Hal ini merupakan delusi ketika seseorang percaya bahwa orang lain berusaha menangkap atau berbuat hal buruk pada mereka.

Baca Juga: Saat Shalat Isya Terjadi Ledakan di dalam Masjid, 16 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

- Grandiose

Grandiose merupakan delusi yang memercayai bahwa diri mereka memiliki kekuatan spesial, hubungan dengan orang penting atau terkenal, atau memiliki talenta dan kemampuan khusus tertentu.

- Jealous

Jealous merupakan delusi yang melibatkan kepercayaan bahwa pasangan mereka tak setia.

- Somatic

Somatic merupakan pikiran yang salah mengenai seseorang dengan sakit atau tidak mampu melakukan sebuah hal secara fisik.

Baca Juga: Cara Mencairkan BPJS Ketenagakerjaan di Masa Pandemi Covid-19

- Bizzare

Delusi tipe ini memercayai mengenai sebuah hal yang tak mungkin terjadi misal dia percaya bahwa terdapat seseorang yang mengontrol pikiran orang lain.

Terdapat bukti bahwa seseorang yang sehat kadang mengalami halusinasi dan delusi. Walau begitu, ketika kamu merasa salah satu dari gejala di atas, sebaiknya segera menemui psikolog atau psikiater.

Karena kadang seorang penderita halusinasi dan delusi tidak menyadari gejala yang mereka alami ini, perlu bantuan dan perhatian orang sekitar untuk mengenali dan mengobatinya. Berbagai hal bisa menjadi penyebab masalah ini terutama ketika kamu memang memiliki penyakit mental.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x