Ini 6 Kasus Kontroversi Bikin Geger Abu Bakar Ba’asyir, Nomor 4 Jadi Sorotan Amerika Serikat

5 Januari 2021, 10:16 WIB
3 hari lagi, Abu Bakar Ba'asyir bakal bebas murni setelah mendapat remisi 55 bulan. /Foto/pikiran-rakyat,com/Portal Surabaya

JURNAL GAYA - Narapidana terorisme Abu Bakar Ba’asyir dinyatakan bebas murni pada Jum’at 8 Januari 2021 mendatang. Ba'asyir telah menjalani hukuman penjara 9 tahun lebih, dari vonis 15 tahun yang dijatuhkan kepadanya dalam kasus tindak pidana terorisme. Selama menjalani hukuman, Ba'asyir mendapatkan potongan masa hukuman atau remisi, baik remisi Kemerdekaan RI maupun Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga: Jelang Kebebasan Abu Bakar Ba’asyir Kesehatannya Sempat Menurun

Namun jauh sebelum Ba’asyir ditangkap Densus 88 Anti Teror dan ditahan, rupanya ada sederet aktivitas Ba’asyir yang cukup kontoversi. Bagaimana perjalanan dan rekam jejak pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah itu, berikut Jurnal Gaya mencoba merangkumnya untuk Anda :

 Baca Juga: Abu Bakar Baasyir Bebas, Keluarga Akan Batasi Kunjungan Para Simpatisan Ini Penyebabnya!

  1. Jaman Orde Baru Menghasut dan Melarang Santri Hormat ke Bendera Merah Putih

Abu Bakar Ba'asyir bersama Abdullah Sungkar pada 1972 mendirikan Pesantren Al-Mu'min di Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pada era Orde Baru atau tepatnya di tahun 1983 Abu Bakar Ba'asyir ditangkap bersama Abdullah Sungkar. Keduanya dituduh menghasut orang untuk menolak asas tunggal Pancasila.

Tak hanya itu, keduanya pun melarang santrinya melakukan hormat Bendera Merah Putih. Hal ini karena menurutnya itu perbuatan syirik. Akibarnya, keduanya pun dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara. Di tengah-tengah masa hukumannya, mereka melarikan diri dan tinggal di Malaysia.

Baca Juga: Simpatisan Abu Bakar Baasyir Diingatkan Tak Berkerumun Saat Penjemputan Jumat Nanti!

  1. Melarikan Diri dan Tinggal di Malaysia

Pada tahun 1985 kasus keduannya masuk kasasi dan Ba'asyir serta Sungkar dikenai tahanan rumah. Memanfaatkan momentum tahanan rumah itulah membuat keduanya akhirnya kabur dan menetap di Malaysia selama 17 tahun. Bahkan selama tinggal di Malaysia, rupanya Ba'asyir membentuk gerakan Islam radikal, Jamaah Islamiyah (JI) yang menjalin hubungan dengan Al-Qaeda.

Baca Juga: Kemenkumham Jabar : Abu Bakar Baasyir Bebas Murni, Setelah Jalani Hukuman 15 Tahun

  1. Mendirikan JI, MMI dan JAT

Sekitar tahun 1993 Ba'asyir tercatat mendirikan Jemaah Islamiyah (JI) di masa pelariannya di Malaysia. Bahkan berdasarkan dokumen dari CIA, aktivitas Ba’asyir tercatata cukup intens berhubungan dengan Al-Qaeda. Kemudian pada 1999, Ba'asyir kembali dari pelariannya di Malaysia dan merintis Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Lalu, pada Juli 2008 Ba'asyir disebut telah keluar dari MMI dan mendirikan Jemaah Anshorut Tauhid (JAT).

Baca Juga: Dikawal Ketat Densus 88, Abu Bakar Ba’asyir Dilarikan ke RS

  1. Dipantau dan jadi Sorotan Amerika Serikat

Sudah lama CIA dan Amerika Serikat memantau pergerakan Abu Bakar Ba’asyir terutama gerak-geriknya di aktivitas terorisme. Bahkan tahun 2002, Majalah TIME menulis berita dengan judul ‘Confessions of an Al Qaeda Terrorist’ di mana ditulis bahwa Ba'asyir sebagai perencana peledakan di Masjid Istiqlal. TIME menduga Ba'asyir sebagai bagian dari jaringan terorisme internasional yang beroperasi di Indonesia.

Dokumen CIA yang dikutip TIME, mengungkapkan bahwa pimpinan JI Abu Bakar Ba'asyir ‘terlibat dalam berbagai plot’. Ini menurut pengakuan Umar Al-Faruq, seorang pemuda warga Yaman berusia 31 tahun yang ditangkap di Bogor dan dikirim ke pangkalan udara di Bagram, Afganistan, yang diduduki AS.

Dalam pengakuannya kepada CIA, Al Faruq mengungkapkan dirinya mengaku sebagai operator Al-Qaeda di Asia Tenggara,  juga memiliki hubungan dekat dengan Ba'asyir. Menurut berbagai laporan intelijen yang dikombinasikan dengan investigasi majalah TIME, Ba'asyir disebut bercita-cita membentuk negara Islam di Asia Tenggara.

Baca Juga: Dikawal Ketat Densus 88, Abu Bakar Ba’asyir Dilarikan ke RS

  1. Baasyir Mengecam Amerika Serikat

Ba'asyir menuding, bahwa Amerika Serikat berada di balik eksekusi atas dirinya. Pada 2002, Ba'asyir mengadakan konferensi pers di Pondok Al-Islam, Solo. Dalam jumpa pers itu, Ba’asyir mengungkapkan peristiwa ledakan di Bali merupakan usaha AS untuk membuktikan tudingannya selama ini bahwa Indonesia adalah sarang teroris.

 

  1. Terlibat Dukungan Bom Bali hingga Terorisme di Aceh

Di era tahun 2000-an, banyak kejadian meledaknya bom dibeberapa daerah seperti Bali dan Jakarta. Tuduhan itu langsung ditujukan kepada Abu Bakar Ba’asyir dan ditahun 2004 Ba'asyir ditangkap dengan tuduhan terlibat Bom Bali I 2002 dan Bom Hotel JW Marriot 2003. Ba'asyir dinyatakan bersalah namun lolos dari jeratan terkait Bom Bali II 2003. Ba'asyir divonis hukuman 2,6 tahun penjara, namun masa kurungannya dikurangi 4 bulan dan 15 hari terkait remisi. Pada Juni 2006 Ba'asyir bebas.

Baca Juga: Nikmati Mudahnya Belanja Online di Merchant Baru ShopeePay

Empat tahun setelah bebas, tepatnya tahun 2010, Ba'asyir kembali ditangkap polisi karena diduga terlibat dalam pendanaan kelompok bersenjata di Aceh. Pada 2011, Ba'asyir dijatuhi hukuman penjara 15 tahun oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, setelah dinyatakan terlibat dalam pendanaan latihan teroris di Aceh dan mendukung terorisme di Indonesia.

Itulah enam aksi Abu Bakar Ba’asyir yang terlibat aksi terorisme di Indonesia dan Malaysia. ***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler