Amerika Serikat Paranoid, Tolak Visa Ribuan Mahasiswa dan Peneliti China

10 September 2020, 07:04 WIB
Ilustrasi mahasiswa dan peneliti asal China ditolak Amerika Serikat. (Todayonline) /

JURNALGAYA - Amerika Serikat (AS) menolak untuk memberikan visa bagi mahasiswa dan peneliti pasca sarjana tertentu asal China untuk memasuki wilayahnya.

Keputusan itu dilakukan untuk melindungi penelitian sensitif agar tidak dicuri oleh Beijing di tengah memburuknya hubungan kedua negara. Hal ini mengindikasikan AS paranoid.

Menambah ketegangan yang memuncak, AS sekali lagi menuduh China berupaya mendapatkan teknologi dan inovasi tercanggih Amerika, termasuk penelitian virus Corona.

Baca Juga: Donald Trump Tak Terpilih Jadi Presiden AS, Keponakan Osama Bin Laden: Peristiwa 911 Bakal Terulang

Tuduhan ini dilontarkanketika AS melanjutkan tindakan kerasnya terhadap siswa dan akademisi yang menurutnya mungkin terkait dengan Tentara China.

"Kami memblokir visa bagi mahasiswa dan peneliti pascasarjana China tertentu yang terkait dengan strategi fusi militer China untuk mencegah mereka mencuri dan sebaliknya mengambil alih penelitian sensitif," kata penjabat kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Chad Wolf, seperti disitir dari Russia Today, Kamis 10 September 2020.

Dia menambahkan bahwa China menyalahgunakan visa pelajar AS untuk mengeksploitasi akademisi Amerika.

Wolf tidak memberikan rincian tentang siapa sebenarnya yang dilarang memasuki wilayah AS dan berapa banyak orang yang terpengaruh oleh pembatasan baru tersebut. Namun, kemudian, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa lebih dari 1.000 visa warga negara China telah dicabut pada hari Rabu waktu setempat.

Baca Juga: Investasi Emas Tak Tunai, Antara Boleh dan Tidak Secara Syariat Islam

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters, meskipun begitu negara itu akan terus "menyambut" mereka yang dia sebut sebagai mahasiswa dan cendekiawan "yang sah" yang tidak berkontribusi pada tujuan dominasi militer China.

Sebelumnya, laporan media menunjukkan bahwa siswa yang terbang kembali ke China menjadi sasaran pengawasan dan penyaringan yang meningkat oleh pejabat keamanan AS atas potensi pencurian teknologi.

Dinas keamanan AS telah memburu 'mata-mata' di antara para peneliti China yang bekerja di Amerika selama beberapa waktu. Pada bulan Juli, FBI mengatakan bahwa ilmuwan China dengan hubungan militer rahasia bekerja di banyak kota di AS.

Baca Juga: Harga HP Samsung Terbaru Bulan September 2020

Empat peneliti semacam itu dituduh menyembunyikan masa lalu militer mereka kemudian ditangkap atas tuduhan penipuan visa.

AS dan China juga telah berselisih tentang visa jurnalis. Pada bulan Maret, Washington memangkas jumlah warga negara China yang diizinkan bekerja di kantor media utama negara AS dari 160 menjadi 100.

AS juga menetapkan lima outlet media pemerintah China sebagai agen asing, yang akhirnya memaksa 60 jurnalis meninggalkan negara itu.

Baca Juga: DKI Jakarta PSBB Total! Terhitung 14 September Tak Ada yang Bekerja di Kantor

Sebagai tanggapan, Beijing mengusir selusin reporter Amerika yang bekerja untuk New York Times, Wall Street Journal, dan Washington Post.

Baru-baru ini, mereka juga menunda perpanjangan beberapa kredensial pers dan visa wartawan AS lainnya, mengirimi mereka surat yang menyatakan bahwa mereka akan diizinkan untuk terus bekerja di China dengan visa kedaluwarsa selama sekitar dua bulan.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler