Baca Juga: Sidang Praperadilan Habib Rizieq Digelar 4 Januari Tahun Depan
"Inilah keunggulan utama dari robot sejenis yang biayanya mahal karena mayoritas suku cadang harus diimpor. Ini versi sederhana namun fungsinya setara dengan yang lainnya," katanya.
Menurut Enriko, keterbatasan tenaga kesehatan melayani seiring banyaknya korban meninggal dokter dan perawat akibat Corona, maka sangat bisa disiasati dengan kreasi robot buatan yang multifungsi tersebut.
Selain Eni, RAMA juga dikembangkan dosen Polines Semarang lainnya yaitu Bambang Supriyo, Wahyu Sulistyo, Bagus Yunanto, dan Amin Suharjono. Sementara mahasiswa terlibat antara lain Abbas Kiarostami Permana, Ainur Rofik, dan Wahyu Hidayat.***