Basarnas Bali Ungkapkan Kecelakaan KM Bandar Nelayan Akibat Cuaca Buruk

- 21 Mei 2021, 13:55 WIB
Serah terima ABK Bandar Nelayan 188 yang tenggelam di Samudera Hindia dari Konjen Australia kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri di Benoa Bali, Jumat 21 Mei 2021.
Serah terima ABK Bandar Nelayan 188 yang tenggelam di Samudera Hindia dari Konjen Australia kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri di Benoa Bali, Jumat 21 Mei 2021. /Dok Basarnas Bali

JURNAL GAYA – Sebuah Kapal Motor (KM) dengan nama Bandar Nelayan 188 mengalami kecelakaan di perairan Australia diakibatkan faktor cuaca buruk, badai, dan gelombang tinggi. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada kepada wartawan di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat 21 Mei 2021.

Dikatakan Gede, kapal tersebut membawa 20 anak buah kapal. "Perusahaan (pemilik) KM Bandara Nelayan 188 pada 13 Mei 2021 melaporkan kepada Basarnas bahwa kapal nelayan ini mengalami kecelakaan yang menyebabakan ruang mesin kapal kemasukan air, namun tidak bisa memastikan tempat kebocorannya sehingga menyebabkan badan kapal tenggelam," terang Gede.

Baca Juga: Rizki DA Sedih, Ayah Kandungnya Meninggal di Medan Tak Sempat Dampinginya

Lantaran kebocoran kapal tersebut, air masuk ke kabin kapal sehingga membuat sebagian badan kapal tenggelam. “Logistik ikut tenggelam. Hampir 2/3 badan kapal tenggelam ke laut sehingga posisi semua ABK berada di anjungan berdasarkan dokumen yang diperoleh Basarnas,” bebernya.

Posisi kecelakaan tersebut dikatakannya berada di perairan internasional tetapi dekat dengan wilayah teritorial Australia kurang lebih 600 notical mile sebelah barat Australia. Kapal nelayan itu berangkat pada 8 April 2021 dan mengalami kecelakaan pada 13 Mei 2021.

Baca Juga: Wagub Papua Klemen Tinal Meninggal Dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta

Kapten Kapal KM Bandar Nelayan 188 Mugiyono mengatakan dirinya tidak pernah membayangkan apabila saat berlayar akan diterjang badai hingga seperti ini. "Rasanya enggak bisa dibayangkan. Saat itu diterjang badai kira-kira dengan ketinggian 7 meter lebih," katanya.

Ia mengatakan pihak yang pertama kali menyelamatkan, yakni kapal Jepang selanjutnya dipindahkan ke kapal Australia HMAS ANSAC hingga dibawa menuju ke Pelabuhan Benoa, Bali. "Pertama kali yang menyelamatkan adalah kapal Jepang terus dipindah dan langsung dibawa ke Benoa. Kami terapung-apung selama empat hari, makan seadanya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Jepang dan Pemerintah Australia yang sudah membantu membawa pulang ke Tanah Air," katanya. ***

 

Editor: Yugi Prasetyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x