Mahfud MD pada Andi Arief: Tak Seorang Pun dari Kami Bilang Pak SBY atau AHY Dalang Unjuk Rasa

- 14 Oktober 2020, 08:43 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD
Menko Polhukam Mahfud MD //Humas Kemenko Polhukam

JURNALGAYA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menanggapi lantang peryataan politisi Partai Demokrat Andi Arief.

Dalam akun Twitternya, @AndiArief_ meminta Mahfud MD meluruskan kabar beredar yang menyatakan mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalang atau yang membiayai aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja, beberapa waktu lalu.

" Kalau sampai tidak ada klarifikasi dari Pak @mohmahfudmd, Pak Airlangga, Pak Luhut dan BIN atas tuduhan bahwa Pak SBY, AHY dan demokrat yang difitnah di belakang demo besar ini, maka tidak ada jaminan ketegangan politik akan mereda," tulis Andi Arief.

Baca Juga: Mahfud MD: Kerusuhan Demo UU Cipta Kerja Terencana dan Terorganisir

Pernyataan tersebut langsung dijawab oleh Mahfud MD lewat akun Twitternya @mohmahfudmd. Ia menananyakan, klarifikasi seperti apa yang diminta.

"Klarifikasi macam apa yg diminta Mas @AndiArief__? Tak seorang pun di antara kami pernah bilang Pak SBY atau AHY sbg dalang atau membiayai unras. Sebaliknya, tolong diklarifikasi kapan kami bilang begitu. Kalau ada nanti kami selesaikan. Itu kan hanya di medsos2 yg tak jelas," tulis Mahfud.

Seperti diketahui, aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja diduga ditunggangi. Salah satu orang yang dituduh sebagai aktor intelektual adalah mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Baca Juga: Rizieq Shihab segera Pulang untuk Pimpin Revolusi Selamatkan Indonesia, Emang Berani?

Hal ini dibantah keras oleh Partai Demokrat. Mereka bahkan geram dan mengancam ikut demo beneran jika pemimpinnya terus dituduh seperti itu.

Menanggapi tudingan yang makin liar, SBY akhirnya angkat bicara. Ayah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini tidak terima dituding sebagai otak demonstrasi UU Cipta Kerja.

SBY memberikan klarifikasinya via video yang diunggah di akun YouTube pribadinya pada 12 Oktober 2020.

Baca Juga: Polisi Amankan 27 Pelajar yang Berpotensi Timbulkan Kekacauan

Dalam acara ngobrol santai bersama Susilo Bambany Yudhoyono pada Minggu 11 Oktober 2020, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu menjawab tuduhan dirinya dalang demo penolakan RUU Cipta Kerja.

"Saya ini orang tua ya, pernah berjuang sebagai prajurit 30 tahun, pernah juga berada di pemerintahan 15 tahun, juga mengertilah, pemerintahan itu menghadapi banyak masalah," ucap SBY.

Masalah itu harus dipecahkan. Ia pun dulu mengalami hal seperti itu dan berupaya memecahkannya.

Dia menilai, tidak baik jika negeri ini makin subur fitnah, hoaks, tuduhan-tuduhan tidak berdasar.

Baca Juga: SBY: Kalau Saya Dituduh Ingin Merusak Negara, Sakit Hati Saya Pak Jokowi, Merasa Dihina

"Andaikata saya ini punya kemampuan menggerakkan, gerakan massa yang begitu luas di tanah air kemarin, andaikata saya punya uang, dan tentu uang itu banyak, dengan menggerakkan aksi-aksi seperti itu, saya juga nggak punya niat!."

SBY mengaku tak terpikir sedikitpun untuk melakukannya.

"Tidak terpikir, untuk melakukan sesuatu yang menurut saya tidak tepat saya lakukan."

Ia mengungkapkan, memfitnah itu sebenarnya menuduh seseorang. Dalam artian tidak mengandung kebenaran.

Baca Juga: SBY: Saya Ini Orangtua, 30 Tahun Jadi Prajurit, 15 Tahun di Pemerintah, Tak Ada Niat Gerakkan Massa

"Saya menjadi korban, dan jangan lupa kemarin elemen masyarakat yang melakukan unjuk rasa dimana-mana, kalau itu dianggap ditunggangi oleh orang seperti saya, digerakkan, dikasih uang, mereka juga terhina lho!."

"Merasa dihina, dan apalagi, memfitnah itu kan, mempermainkan kebenaran," ujar Susilo Bambang Yudhoyono.

SBY mengungkapkan, rupanya tak cuma sekali ia difitnah seperti ini.

SBY mengaku pernah dituding jadi dalang keonaran aksi 411 di Jakarta beberapa waktu lalu.

Bahkan, saat bertemu langsung dengan Presiden Jokowi, SBY mengungkapkan rasa sakit hatinya atas tuduhan tersebut.

Baca Juga: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Ditagih Bayaran Usai Temui Para Pengunjuk Rasa Tolak Omnibus Law

SBY menyebut bahwa ada orang yang ingin memfitnahnya dengan menjatuhkan nama baiknya, demi mendapat kredit dari Presiden Jokowi.

"Segera setelah saya dapat berita seperti itu, saya datangi lho, pak Wiranto waktu itu, sebagai Menko Polhukam.

'Apa benar pak Wiranto?'.

Karena saya dengan pak Wiranto dulu pernah bekerja bersama-sama di awal reformasi, dengan niat yang baik ya, untuk melakukan pembenahan, koreksi apa yang terjadi di jajaran TNI, jadi saya pelihara hubungan baik saya juga dengan pak Wiranto.

Baca Juga: Polisi Abang Bantah Ada Penjarahan di Thamrin City, Ini Penjelasan tentang Video yang Beredar

Saya tanyakan 'apa betul?', pak Wiranto membenarkan memang ada seperti itu sampai ke Presiden.

Saya datangi pak Jusuf Kalla, karena dulu bersama-sama lima tahun mengemban tugas negara, 'Pak JK, apa ada berita seperti ini?'.

Pak JK juga membenarkan.

Tentu tidak etis kalau saya bertanya, 'Pak Jokowi percaya nggak ya?' kayak gitu dengan itu semua.

Sampailah, begini, saya, punya kesempatan, ada pertemuan dengan beliau pak Jokowi, ingat saya, tahun 2017.

Baca Juga: Masih Ada Harapan, BTS Berpeluang Bisa Menunda Wamil Sampai Dua Tahun ke Depan

Itu kesempatan yang baik bagi saya untuk Tabayyun, klarifikasi, saya tanya, 'apakah benar ada berita seperti itu?'.

Pak Jokowi dengan hati-hati menjawab waktu itu, 'kitakan tidak semudah itu pak SBY, percaya, tapi saya sudah mengerti kok semuanya'.

Terus saya sampaikan, ini perlu saya sampaikan kepada saudara-saudara saya, rakyat Indonesia, saya sampaikan kepada beliau Presiden kita Pak Jokowi.

"Saya ini pernah memimpin negara seperti bapak sekarang ini, ingin berbuat sesuatu yang baik, supaya negara kita baik, nah kalau saya dituduh ingin merusak negara, ingin mengganggu negara, sedih lho pak, saya, sakit hati saya pak Jokowi.

Bapak suatu saat juga akan seperti saya, kembali ke masyarakat luas, sudah seperti rakyat biasa, nggak punya power, nggak punya kekuasaan, kemudian dituduh seperti itu.

Sakit, mudah-mudahan bapak tidak'.

Nah itulah yang saya sampaikan dulu supaya selesai urusan ini, dan saya ingin menganggap itu selesai, tetapi, saya belajar dari kehidupan ini.

Dan selalu ada orang yang ingin mendapat kekuasaan, mendapatkan kredit, dengan cara yang menurut saya tidak bagus.

Nah, saya salah satu korbannya. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi nanti di masa depan," cerita SBY.*

Editor: Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah