Mengungkap Penyerang Gereja Nice, Pelaku Berusia 21 Tahun, Tiba di Prancis Awal Oktober

- 30 Oktober 2020, 16:05 WIB
Prancis siaga satu usai teror di Nice.
Prancis siaga satu usai teror di Nice. /Instagram/emmanuelmacron/

JURNALGAYA - Kamis 29 Oktober 2020, sebuah teror mengerikan terjadi di Prancis dan menyebabkan tiga orang tewas mengenaskan.

Dikutip dari Al-Jazeera, seorang pria bersenjatakan pisau mulai menyerang orang-orang yang berdoa di dalam Basilika Notre-Dame di Nice.

Dia menggorok leher seorang wanita berusia 60 tahun, pekerja gereja, dan melukai seorang wanita lainnya.

Baca Juga: Bunuh 3 Orang dengan Keji, Ini Kondisi Tersangka Penyerangan Gereja Prancis

Wanita berusia 60 tahun dan pegawai gereja itu meninggal di tempat. Sementara wanita lainnya, yang berusia 44 tahun, berhasil keluar dari gereja ke kafe terdekat, tetapi kemudian meninggal karena luka-lukanya, ujar Wali Kota Nice Christian Estrosi kepada wartawan di tempat kejadian.

Siapa di balik serangan itu?

Menurut laporan kantor berita Prancis AFP, pria yang diduga melakukan serangan itu adalah warga Tunisia berusia 21 tahun yang tiba di Eropa beberapa pekan lalu.

Dia dinobatkan sebagai Brahim Aouissaoui oleh sumber penegakan hukum Prancis dan Tunisia.

Tersangka mendarat pada akhir September di pulau Lampedusa Italia, di mana dia ditempatkan di karantina virus oleh pihak berwenang sebelum dibebaskan dengan perintah untuk meninggalkan wilayah Italia.

Baca Juga: Muslim Prancis Marah atas Pembunuhan Keji di Gereja Nice

Dia tiba di Prancis pada awal Oktober, kata sumber.

Kepala jaksa anti-teroris Prancis Jean-Francois Ricard mengatakan, penyerang itu tiba di Nice dengan menggunakan kereta api pukul 6.47 pagi (05:57 GMT).

Pelaku menghabiskan hampir setengah jam di stasiun sebelum dia menuju ke gereja yang hanya berjarak 400 meter.

“Tersangka penyerang pisau ditembak polisi. Dia sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, dia masih hidup, ”kata Walikota Estrosi kepada wartawan.

Polisi mengatakan bahwa mereka menemukan dua pisau lainnya, dua telepon dan salinan Alquran ketika mereka menggeledah tempat kejadian setelah serangan itu.

Baca Juga: Upah Minimum 2021 Tak Naik, Buruh Ancam Mogok Nasional

Apakah itu hanya satu serangan?

Konfrontasi dan serangan lain dilaporkan di kota Avignon, Prancis selatan.

Tak lama setelah serangan Nice, polisi di kota Lyon mengatakan mereka menangkap seorang Afghanistan yang terlihat membawa pisau sepanjang 30 cm saat mencoba naik trem.

Di Arab Saudi, televisi pemerintah melaporkan seorang pria Saudi ditangkap di kota Jeddah di Laut Merah setelah menyerang dan melukai seorang penjaga di konsulat Prancis.

Kedutaan Prancis mengatakan penjaga itu berada di rumah sakit meskipun nyawanya tidak dalam bahaya.

Baca Juga: Australia Terancam Kehilangan Timor Leste Jika Tak Rangkul Prabowo Seperti AS, Ini Sebabnya

Reaksi
Presiden Emmanuel Macron mengunjungi Nice setelah serangan itu dan menyebutnya sebagai "serangan teroris Islam".

Macron mengumumkan peningkatan pengawasan gereja oleh patroli militer Sentinelle Prancis, yang akan diperkuat menjadi 7.000 tentara dari 3.000.

“Jelas sekali, Prancislah yang diserang,” katanya. "Jika kami diserang, itu karena nilai-nilai kami."

Perdana Menteri Jean Castex menaikkan kewaspadaan keamanan Prancis ke level tertinggi dan mengatakan tanggapan pemerintah akan tegas dan tegas.

Baca Juga: Harga HP OPPO Terbaru 30 Oktober 2020, Ada yang Turun dan Naik, Cek di Sini

Di Paris, para legislator di Majelis Nasional mengheningkan cipta selama satu menit sebagai solidaritas dengan para korban. Walikota Paris, Anne Hidalgo, mengatakan orang-orang Nice “dapat mengandalkan dukungan dari kota Paris dan Paris”.

Seorang perwakilan dari Dewan Perancis untuk Iman Muslim mengutuk keras serangan itu.

"Sebagai tanda duka cita dan solidaritas dengan para korban dan orang yang mereka cintai, saya menyerukan kepada semua Muslim di Prancis untuk membatalkan semua perayaan hari raya Maulid."

Hari libur tersebut merupakan hari lahir Nabi Muhammad dan dirayakan pada hari Kamis.*

Editor: Firmansyah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah