Guru Besar Kedokteran Unpad: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sebenarnya Butuh Puluhan Ribu Relawan

- 27 Oktober 2020, 21:53 WIB
Ilustrasi relawan uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac.
Ilustrasi relawan uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac. /



JURNALGAYA - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Cissy Rachiana Sudjana mengungkapkan Indonesia butuh banyak relawan uji klinis vaksin virus corona (covid-19).

Bahkan ia menyebutkan, uji coba vaksin membutuhkan puluhan ribu relawan.

Disebutkan, hal itu karena dalam tahapan semi final vaksin, kemampuan vaksin dalam menunjukkan efikasi serta efek samping sangat terlihat. Sehingga mampu dijadikan pertimbangan pengadaan vaksin yang valid.  

"Fase ketiga untuk mengetahui apakah efek samping yang jarang dari vaksin. Jumlahnya harus banyak yang disuntik sebagai subjeknya atau relawannya, sampai puluhan ribu orang," kata Cissy dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube FMB9ID_IKP, Selasa 27 Oktober 2020.

Baca Juga: Sorot Aktivitas Belanja, ShopeePay Deals Rp1 Hadir di Euforia 11.11

"Kalau tidak ada efek samping ataupun aman ini dikatakan bahwa vaksin memang sudah melalui uji klinis dan memang aman untuk digunakan," tambahnya.

Cissy menyebut proses uji klinis ini juga harus melewati masa yang panjang.

Menurutnya, pada masa pandemi seperti saat ini uji klinis tahap tiga kandidat vaksin dapat dilakukan dalam waktu paling pendek 6 bulan.

"Observasinya lama dan paling pendek 6 bulan, lalu dalam 6 bulan disuntik vaksin dihitung berapa yang sakit, yang disuntik plasebo berapa yang sakit lalu dibandingkan, dan harapannya yang disuntik vaksin lebih sedikit efek sampingnya," imbuhnya.

Baca Juga: Istana Segera Lapor KPK Soal Gratifikasi Sepeda Lipat Jokowi

Cissy pun menilai proses tahapan dalam pengadaan vaksin harus melalui masa yang panjang untuk benar-benar mengetahui manfaat dan efek samping dari kandidat vaksin. Namun di tengah pandemi virus corona seperti saat ini para ilmuwan telah menyepakati pengadaan vaksin dapat dikebut dalam waktu setahun hingga dua tahun.

Kendati demikian, hal-hal penting baik secara klinis dan keamanan kandidat vaksin tetap tidak boleh diabaikan guna mengejar darurat pengadaan vaksin.

Ia pun membeberkan beberapa riwayat pengadaan vaksin di Indonesia yang memakan waktu lama dari MERS, hingga Polio.

"Jadi betapa lamanya itu karena keamanannya yang harus dijamin," pungkasnya.

Baca Juga: Buntut Hina Islam Prancis Kian Parno, Ingatkan Warga Negaranya di Indonesia Jauhi Pertemuan Publik

Sementara itu, di Indonesia pengujian klinis fase ketiga kandidat vaksin covid-19 buatan Sinovac, China, sejauh ini masih diperuntukkan untuk 1.620 relawan.

Hasil Uji Klinis inilah yang akan menjadi pegangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) ataupun persetujuan kelayakan penggunaan vaksin ke masyarakat.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x