Recep Tayyip Erdogan Perkuat Hubungan Diplomatik Negaranya dengan Indonesia

- 22 Desember 2020, 20:01 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. /Pixibay/geralt

JURNALGAYA - Pemerintah Indonesia meningkatkan hubungan diplomatik dengan Negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan.

Kedua negara meneken nota kesepahaman (MoU) kerja sama peningkatan kapasitas diplomatik, Selasa 22 Desember 2020 sebagai salah satu langkah memperkuat hubungan diplomatik dua negara yang telah terpelihara selama 70 tahun.

Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu setelah keduanya menghadiri pertemuan bilateral di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa ini.

"Nota kesepahaman ini akan semakin memperkuat kemitraan kita dan membangun kapasitas diplomatik kedua negara," kata Retno Marsudi saat jumpa pers bersama Menlu Turki.

Baca Juga: BPJAMSOSTEK Tengah Bersiap Jalankan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Dalam kesempatan yang sama, Çavuşoğlu menambahkan kemitraan itu akan mempererat hubungan kementerian luar negeri Indonesia dan Turki, mengingat nota kesepahaman itu jadi dasar dua lembaga untuk membuat program pertukaran diplomat dan menggelar pelatihan.

Upacara penandatanganan MoU itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Çavuşoğlu di Indonesia. Kunjungan itu merupakan lawatan pertama yang dilakukan menteri luar negeri Turki ke Indonesia dalam 15 tahun terakhir. Usai menghadiri pertemuan di Kementerian Luar Negeri RI, Çavuşoğlu akan melakukan kunjungan kehormatan menemui Presiden RI Joko Widodo.

Dalam pertemuan antarmenteri luar negeri, Retno dan Çavuşoğlu membahas berbagai isu bilateral, regional, dan dunia. Terkait kerja sama bilateral, dua negara sepakat untuk melanjutkan perundingan kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia dan Turki (IT-CEPA) pada 2021.

Baca Juga: Kepala Bappenas Sebut Tanaman Hias dan Anggrek Jadi Sektor Ekonomi Winner di Masa Pandemi

"IT-CEPA berpotensi meningkatkan perdagangan bilateral Indonesia-Turki. Ini juga akan menunjukkan komitmen kita terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan bebas; dan upaya bersama untuk mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi," terang Retno.

Di samping IT-CEPA, dua negara juga membahas peluang kerja sama di beberapa bidang, di antaranya perkapalan, infrastruktur, investasi, pertanian, industri pertahanan, teknologi, farmasi, dan teknologi medis.

"Setelah pertemuan virtual antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dengan Menteri Perdagangan Turki bulan Juli lalu, kita telah melihat besarnya minat perusahaan konstruksi Turki untuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya pada proyek jalan tol dan bendungan," terang Retno.

Baca Juga: ShopeePay Hadirkan Super Online Deals untuk Sambut Momen Akhir Tahun di Era New Normal

Pernyataan itu diperkuat oleh Çavuşoğlu yang mengatakan investor Turki masih menunjukkan ketertarikannya untuk menanamkan modal di Indonesia, meskipun di tengah situasi pandemi COVID-19.

Menurut Çavuşoğlu, penguatan kerja sama di bidang dagang dan investasi diperlukan oleh dua negara sehingga target meningkatkan total nilai dagang dari 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp21,2 triliun) menjadi 10 miliar dolar AS (sekitar Rp141,45 triliun) dapat tercapai.

Sementara itu, untuk isu di kawasan, dua negara juga membahas situasi di Timur Tengah, termasuk di antaranya isu Palestina.

"Saya menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas Timur Tengah merupakan persyaratan bagi pemulihan global," ujar menlu RI.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x