JURNAL GAYA - Kasus rasisme terhadap etnis Asia di Amerika Serikat (AS) beberapa hari terakhir ini kian mencuat seiring terjadi penembakan atas delapan orang, enam orang yang tertembak adalah keturunan Asia, pekan lalu.
Penembakan brutal oleh Robert Aaron Long yang menewaskan delapan orang itu langsung mendapat perhatian dari Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Saat pertemuan dengan para tokoh masyarakat Asia di negara bagian Georgia, Joe Biden menyatakan secara terang-terangan kepada warganya untuk menentang kebencian berdasar ras.
“Kita harus dengan lantang menentang kebencian rasial. Sikap berdiam diri justru mendukung tindakan rasis,” kata Biden, Jumat, 19 Maret 2021.
Baca Juga: Mengaku Support Penyebar Video Pornonya di PN Jakarta Selatan, Gisel: Bukan Mereka yang Pertama
“Rasisme telah menjadi racun bagi bangsa kita, dan itu harus dibasmi oleh warga Amerika Serikat,” lanjutnya.
Orang nomor satu di AS ini menduga salah satu penyebab munculnya rasisme terhadap warga Asia di negaranya lantaran adanya anggapan penyebab munculnya Covid-19 adalah karena kesalahan orang Asia (China).
Hal senada diungkapkan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Meningkatnya kasus rasisme secara global yang menyasar khususnya kepada warga Asia disebabkan isu penyebaran Covid-19 oleh etnis tertentu.
“Dunia telah menyaksikan serangan mematikan, serangan verbal, kekerasan fisik, perundungan, diskriminasi di tempat kerja, menghasut di media dan platform sosial media serta bahasa kasar oleh mereka yang memegang kekuasaan (Trump pernah menyatakan virus Covid-19 sebagai virus China),” ungkap juru bicara PBB Farhan Haq, Selasa, 23 Maret 2021.
Baca Juga: Kapolda Jabar : Ada 21 Titik Kamera Tilang Elektronik di Pasang di Kota Bandung, Jangan Macam-macam!