Dikaitkan dengan Dugaan Korupsi Ekspor Benih Lobster, Ini Kata Keponakan Prabowo Rahayu Saraswati

3 Desember 2020, 22:07 WIB
Rahayu Saraswati /ZONABANTEN.com/Ari Tagor/ZONABANTEN.com

JURNALGAYA – Nama Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo tiba-tiba muncul ke permukaan.

Namanya dikaitkan dengan dugaan korupsi ekspor benih lobster yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.

Itu berkaitan dengan perusahaan PT Bima Sakti Mutiara yang mendapatkan izin ekspor benih lobster.

Baca Juga: Soal Ekspor Benih Lobster, Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Angkat Bicara

Mengenai hal tersebut, Rahayu mengatakan, pemberitaan yang menyeret nama dirinya keliru.

Dulu, ia memang menjabat Direktur Utama PT Bima Sakti Mutiara. Tapi saat maju dalam Pilkada Tangerang Selatan, Rahayu mundur dari jabatannya.

“Gue sudah gak ngejabat lagi di PT Bima Sakti Mutiara, karena maju dalam Pilkada Tangerang Selatan, dan PT Bima  itu hanya untuk bisnis mutiara tok awalnya,” ujar Rahayu dalam Podcast Deddy Corbuzier, Kamis 3 Desember 2020.

Selain itu, Rahayu juga menggarisbawahi nara sumber yang digunakan dalam pemberitaan tersebut yang bikin heboh tersebut.

Dalam pemberitaan, disebutkan nama Donal Fariz dari ICW. Ternyata, Donal sudah tidak di ICW.

Baca Juga: Menteri Pengganti Edhy Prabowo Harus Berani Cabut Regulasi Ekspor Benih Lobster

“Terus Donal Fariz yang dikutip oleh media tersebut ternyata sudah tidak di ICW dan merasa tidak pernah diwawancarai,” tegas dia.

Deddy kemudian menanyakan lagi mengenai KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) yang diberitakan media.

“Kalau kolusi dan korupsi  gue yakin elo gak ngelakuin, tapi kalau nepotisme memungkinkan kan?” tanya Dedy meminta kejelasan dari Rahayu.

Rahayu kemudian menjawab pertanyaan Deddy.

“Ada puluhan perusahaan  yang ikut seleksi sebagai calon eksportir kan. Perusahaan itu juga (PT Bima Sakti Mutiara) sudah berdiri di bidang kelautan dan perikanan selama kurang lebih 34 tahun. Pindah dari mutiara ke lobster itu sangat masuk akal. Tempatnya kita sudah punya, tinggal untuk dapat izin.”

Rahayu pun melanjutkan penjelasannya.

“Kita presentasikan kepada Dirjen dan staf eselon 2 dan 3 di KKP. Perusahaan harus melalui interview, kemudian  peninjauan lokasi  dievaluasi, datang ke balai-balainya.”

“Benar dilalui gak?” tanya Deddy lebih lanjut.

“Dilalui, kita ada foto-fotonya. Dan bila mereka tak melakukan itu, mereka juga bisa terjerat, bukan hanya Pak Edhynya tapi juga yang di bawahnya,” pungkasnya. 

*)Disclaimer: Telah dilakukan editing pada judul. Sebelumnya artikel berjudul Korupsi Lobster, Diduga Keponakan Prabowo Terlibat

Editor: Firmansyah

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler